Indonesia Women's Empowerment Program

Perjalanan sukses UKM Perempuan ini dimulai dari usaha yang dilakukan seorang perempuan saat baru menempuh kehidupan berkeluarga di usia mudanya. Ibu Sri Haryati yang tinggal di desa Gamel, kabupaten Plered ini mengawali bisnisnya ketika disarankan oleh keluarga Mertua yang menyarankan uang tabungan hasil acara pernikahan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia dianjurkan membuat batik yang sangat erat kerajinan ini sebagai budaya turun temurun di Desa Plered. Beberapa desa menjadi sentra pengrajin batik. Salah satunya desa yang ditinggali ibu Sri Haryati, Desa Gamel, Plered.

IWEP Batik Trisha
Gambar : Pameran Batik Trisha dalam rangka HUT Cirebon 2022 di Grage City Mall

Pengalaman yang masih sedikit tidak membuat semangat beliau redup. Berawal dari beberapa lembar kain katun polos, ia belajar membatik dari keluarga terdekatnya. Setelah belasan tahun menggeluti kerajinan batik Ibu Sri Haryati menaungi 45 pengrajin batik disekitar rumahnya di desa Gamel, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon.

Pengrajin batik yang diberdayakan Ibu Sri Haryati memiliki tugas masing-masing dalam membatik. Dengan demikian masing-masing fokus dalam menyelesaikan motif batik tulis yang membutuhkan pengerjaan 2-4 minggu untuk menjadi batik tulis yang indah dan bernilai seni tinggi.

 

Pemberian tugas yang spesifik kepada pengrajin karena setiap individu memiliki keahlian masing-masing. Seperti gambar di atas, untuk wanita muda masih cukup jeli untuk menggambar pola di atas kain sebagai acuan batik karena penglihatan meraka yang masih tajam. 

Gambar : Proses Membatik di Workshop Batik Trisha, Desa Gamel

Tugas ngiseni yakni mencanting dengan memberi isian motif ke dalam kain berupa gambar dan ornamen kecil seperi bunga, tumbuh-tumbuhan atau hewan hingga tokoh perwayangan dilakukan pengrajin yang sudah terampil dalam hal ini. kebanyakan tugas ngiseni dilakukan ibu-ibu yang sudah berusia lanjut yang sudah membatik juga dari seusia mudanya. 

 

 
    Penutupan pada bagian-bagian tertentu dengan malam semoga tetap berwarna putih ketika dilorot dalah proses nembok. Setiap tahapan pekerjaan membatik dilakukan secara teliti, ada beberapa bagian yang kesulitannya menengah yang dapat dikerjakan pengrajin pemula. Pada tahap melatih keterampilannya membatik dengan kesulitan yang tidak berat atau proses yang dapat dilakukan secara cepat dapat dilakukan oleh pengrajin muda bahkan pengrajin yang sudah berusia karena keterbatasan penglihatan mengerjakan motif yang rumit.
 
 Gambar Ibu Sri dengan kain batik yang telah selesai proses Ngiseni
 
Pengerjaan batik yang rumit dapat diselesaikan dengan baik dengan kerja sama pengrajin yang melakukan tugas tahapan membatiknya masing-masing. Ibu Sir Haryati selain mengawai proses membatik juga bertanggung jawab pada proses pewarnaan sehingga menghasilkan batik yang diinginkan pelanggan dan imajinasi sang pengrajin batik itu sendiri. Seorang pengrajin batik dapat membayangkan batik yang dipesan pelanggannya agar kain batik tidak sekedar kain, namun bisa dijadikan pakaian jadi yang cantik. Desain batik Trisha ada yang sudah berpola , sehingga ketika dijahit menjadi pakaian jadi akan menemukan motif yang saling terhubung bukan yang tumpang tindih dengan motif yang berlainan. butuh kejelian agar bisa menghasilkan kain batik yang siap menjadi busana seperti kemeja, blouse, atau sarimbit 
 
Beberapa koleksi hasil batik Trisha dipamerkan di Galeri UMKM Caruban milik Dinas UMKM kabupaten Cirebon. Selain itu , batik Trisha dapat ditemukan di Hotel Cordella Cirebon, bagi wisatawan yang bisa membawa kain batik sebagai oleh-oleh. (Markus-IWEP)