Perjalanan sukses UKM Perempuan ini dimulai dari usaha yang dilakukan seorang perempuan saat baru menempuh kehidupan berkeluarga di usia mudanya. Ibu Sri Haryati yang tinggal di desa Gamel, kabupaten Plered ini mengawali bisnisnya ketika disarankan oleh keluarga Mertua yang menyarankan uang tabungan hasil acara pernikahan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia dianjurkan membuat batik yang sangat erat kerajinan ini sebagai budaya turun temurun di Desa Plered. Beberapa desa menjadi sentra pengrajin batik. Salah satunya desa yang ditinggali ibu Sri Haryati, Desa Gamel, Plered.
Pengalaman yang masih sedikit tidak membuat semangat beliau redup. Berawal dari beberapa lembar kain katun polos, ia belajar membatik dari keluarga terdekatnya. Setelah belasan tahun menggeluti kerajinan batik Ibu Sri Haryati menaungi 45 pengrajin batik disekitar rumahnya di desa Gamel, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon.
Pengrajin batik yang diberdayakan Ibu Sri Haryati memiliki tugas masing-masing dalam membatik. Dengan demikian masing-masing fokus dalam menyelesaikan motif batik tulis yang membutuhkan pengerjaan 2-4 minggu untuk menjadi batik tulis yang indah dan bernilai seni tinggi.
Pemberian tugas yang spesifik kepada pengrajin karena setiap individu memiliki keahlian masing-masing. Seperti gambar di atas, untuk wanita muda masih cukup jeli untuk menggambar pola di atas kain sebagai acuan batik karena penglihatan meraka yang masih tajam.
Tugas ngiseni yakni mencanting dengan memberi isian motif ke dalam kain berupa gambar dan ornamen kecil seperi bunga, tumbuh-tumbuhan atau hewan hingga tokoh perwayangan dilakukan pengrajin yang sudah terampil dalam hal ini. kebanyakan tugas ngiseni dilakukan ibu-ibu yang sudah berusia lanjut yang sudah membatik juga dari seusia mudanya.